25 Nov 2011

Dunia Maya. Dunia Maya.

Terang benderang. Cahaya terang memancar dari panel ajaib didepan mata, Buat orang yang hidup seribu tahun lalu, ini adalah sihir. Mencari sesuatu, keluar 2 juta hasil dalam waktu 2 detik?

Internet seperti sihir. Atau memang sihir zaman modern? Wujud sihir yang sebenarnya? Evolusi teknologi. Revolusi gaya hidup budaya manusia.

Berkirim surat menghabiskan waktu yang sangat lama. Menunggu balasan, butuh 2 minggu. Sekarang kirim kata sampai seribu cuma butuh waktu sepuluh detik.

Dunia maya. Dunia baru. Belum ada tentara dari negeri manapun yang pernah menaklukannya. Jiwa-jiwa independen berkreasi sebebas yang mereka mau. Hacker-hacker, para pendekar dunia maya, menjaga dari balik bayangan. Kadang mereka juga menyerang. Dunia maya juga hitam putih.

Dunia maya. Kadang kita hidup disini. Mendapatkan hal-hal baru. Menarik, asyik. Lupa waktu. Sampai sadar kalo jam sudah pergi jauh. Ah. Apa tak usah lagi bermain ke Dunia Maya?

27 Okt 2011

QUOTES FROM THE FIRST PROJECT!

beberapa kata-kata yang terucap oleh crew Cinema81 pada proyek kami yang pertama

"Kita punya waktu 2 minggu!"
"Besok kita omongin konsep!"
"Jadi ceritanya yang mana nih?"
"Bagus sih, tapi itu mainstream banget."
"Oke fix!"

"Oke gue deh produser"
"Gue deh!" (menjawab pertanyaan "Siapa lagi nih calon sutradaranya?")
"Gue pokoknya mau kerja bareng dia" (sambil memeluk soulmatenya yang di bagian artistik)
"Besok ketikin scriptnya ya!"

"Endingnya enaknya gimana ya kak?"
"Nanti lo pake highheels ato gimana gitu biar keliatan kayak anak freak"
"Yakin nih mau pake es krim?"
"Oke ntar besok gue bawa rancangannya"

"Buat besok gimana nih props nya?!"
"Aduh jamet! kepala gue sakit!"

"Camera!"
"Rolling!"
"Action!"
"Kurang keras suara lo!"
"ACTION!"
"Yaah fail! ada kepala lu keliatan. Ulang lagi"
"Kotor-kotorin dia!"

"Jatohnya beneran! Horeeee!" (bersorak melihat jatuh yang beneran)
"Jam berapa sekarang?"
"Dua shot lagi! Dikit lagi!"

"THAT'S A WRAP!!!"




8 Okt 2011

Revolve, Update, Get Better.

Revolve.

Update.

Get Better.

25 Sep 2011

5 SENTENCES (INEFFECTIVE PARAGRAPH)

Seeing a classic wooden old skool table and chair set puts me on my school.
Reading a book, given a homework, and converting the table into a pillow if it is really needed, it is school.
From 24 hours of a day, yes, 10 hours was spent in school, but it is just 10 hours.
14 hours of my day could be used for something else, maybe unconnected to school things.
Sleep deprivation, you're my enemy and i will banish you!

5 KALIMAT (PARAGRAF NON EFEKTIF)

Ngeliat meja kayu klasik ditemani kursi kayu goyang-goyang bunyi ngiik-ngik itu jelas di sekolah.
Buka buku, dikasih tugas, kalo ngantuk berat tidur telungkup di meja, itulah sekolahku.
Dari 24 jam waktu memang 10 jam di sekolah, tapi kan itu baru 10 jam.
14 jam hari bisa dipake buat hal lain, mungkin gak berhubung ama sekolah.
Deprivasi tidur, oh itu musuhku, dan kan kukalahkan!

23 Agu 2011

By The Flash of Time

I see the clock is ticking.

It ticks not because it has a battery that pushes it forward. Nor because we have set it to. It ticks because it wants to go by the flash of time.

We might remember who ourselves was last year. Or we might remember who ourselves was 10 years ago. All of the differences we made, from second to second, from hour to hour, from day to day, from month to month, from year to year, fro decade to decade, from century to century, all of it, is going by the flash of time.

The answer to the question "Who Am I?" might be revolving each time. Maybe we will answer "A Billionaire", 20 years after we answer "A Homeless". We also may answer "A President" after 5 years we always answer the question with "A Mayor". Or we might answer "A Spouse" after 30 years we kept saying "A Single". Or also we might answer, "A Serial killer", after we filled up 15 years with the answer, "A Desperate". And, "A Political Prisoner, waiting for death execution" for the one who kept answering "A Dictator" for 20 years.

These answer, however, revolve and change in the flash of time. You might defend one answer for years, but you can't guarantee there's nothing in the world is going to go against your will. The offenders, beware, because they possibly will do anything to cross and stab your defense line.

We might have a new page in our life's storybook every day. We cannot peek to the next page, it's the best kept secret. The story is revolving, with new conflicts, and new climaxes. Some of them were really really unpredictable. You can't guarantee that the story is going in a good way. But that's what the story are for. We have pages to go everyday in our life, we have so much chances to change the plot to go in a good way.

Sometimes, it just go in a climax we never hopped into. We were shocked with the truth, and the plot explodes unexpectedly. The plot just go wild, and it its turning to become a challenge for us. The climax is the point where you are fighting to defend your dreams, to defend the story you want to make, to defend the ending you want to choose.

But every story has it's own main line. This main line is called destiny. Destiny are powerful plot director, some of them are very powerful so we can't change them. Only by the will of The Only One, He who puts destiny to our story, will make the powerful ones to change. But, destiny is only a line. A line that will exist, not gonna destroyed or removed. But, we can bend this line. We have chances to change the way the line is going to. The line, except the powerful ones, was made to bend. We have the authority to control the line direction. All, by our action.

We have a page today. We have pages in the past. We have pages waiting to be opened in the future. Past, is for us to learn, to evaluate. Future is there, for us to determine what we will be. The bridge between these chapters is, today. If we seems to made a failure today, we possibly still have tomorrow to fix it.

I am writing this to remind, and to remind myself. We should take control of our story, we should drive the plot to the way we want them to go.

Our actions, they are a powerful steer to drive the plot. The steer to control what should we do to solve the climax. Drive those emotions, conflicts, and go for the ending we wanted to have. By the help and the will of The Only One, we will reach the ending that we want. Do something right, do something to drive you into a happy ending. Why wait? Let's do it now.



15 Agu 2011

Nekad.

Jantung udah deg-degan gak karuan. Mendadak perut jadi mules. Badan lemes. Berbagai rancangan skenario tiba-tiba dirusak oleh belasan kemungkinan kejutan diluar perkiraan atau semacamnya. Rasanya jiwa seperti habis digocang-goncang, dikocok-kocok, diputar-putar. Kaki kayak nginjek daerah gempa puluhan skala richter.

Inilah momen-momen menjelang nekad. Saat-saat yang sepertinya adalah salah satu saat-saat terburuk yang pernah ada dalam rentang waktu hidup manusia. Terasa seperti gila memang.

Tapi yang namanya nekad itu adalah sesuatu yang penting, vital dan bisa dibilang juga sangat menentukan.

Dalam rentang kehidupan, ada sebuah kejadian yang menghubungkan titik A ke titik B. Kejadian jembatan inilah yang kita bilang nekad. Lalu level perpindahan A ke B ini juga berbeda-beda. Bisa aja penting, bisa aja sepele, bahkan bisa aja ngerugiin.

Jembatan ini dapat berupa apa saja, mulai dari ngajuin proposal acara konser berbudget 5 milyar ke kepala sekolah, ajak kenalan artis dari negeri Iran yang lagi kunjungan kerja (maen di film lokal maksudnya hehehe) , ngobrol ama master skateboard yang dateng dari brazil, nantangin adu penalti CR yang ketangkep liburan diam-diam ke Jakarta, sampai masalah klasik, nembak cewek.

Yah yang gue sebutin di atas memang kesannya kurang penting sih hehehe, TAPI sebetulnya ada level kedua setelah kepentingan. Yaitu, level ketegangan.

Level ini yang justru paling menantang jiwa dan raga, karena ini adalah level yang harus dilewati kalau mau sampai di titik B.

Inilah dimana kita akan diterpa dan dihantam oleh berbagai kondisi pra-nekad yang terasa gila.

Tapi sekali lagi, ini adalah hal yang vital. Nekad adalah sesuatu yang kalau gak dilakukan, ya kita gak sampai di titik B. Nekad harus dilakukan kalau mau sampai di titik B. Mau ada apapun yang bakal menghantam, kita HARUS menghadapinya. Kalau mundur, maka titik B tetaplah diseberang. Belum tercapai.

Segala macam kegilaan dan guncangan bakalan hilang setelah selesai dilakukan. Selesai nekad, hati kita biasanya akan plong. Sebaiknya sih gak usah mengkhawatirkan hasil akhirnya terlalu banyak.

Sekian sedikit sharing dari gue,

Cya later!



27 Jun 2011

The invasion of Maroon 5!

Heya readers!

Setelah beberapa hari ini akhirnya gue memasuki fase liburan juga, hahay! Kebetulan nih waktu liburan ada juga "oleh-oleh" buat kuping gue, hehehe. Yaitu, album Maroon 5 yang "Hands All Over (Asia Tour Edition)"


Begitulah. Awalnya, yang paling khas dari Maroon 5 menurut gue adalah suara cempreng-cempreng tingginya Adam Levine. Emang sebelumnya gue kurang begitu suka sama mereka. Tapi akhirnya gue coba juga deh beli albumnya. Rupanya di edisi khusus Asia Tour ini dapet bonus juga, selain bonus track juga dapet DVD yang lumayan kaya konten. Totalnya ada 22 track, sedangkan yang versi aslinya cuma ada 12.

Pertama kali denger, gue langsung suka ama "Misery", track hits yang dipasang jadi starter track di album ini. Karena udah terkenal dan lumayan sering denger, gue gampang karaokean dengan cepatnya hahaha. Menurut gue lagu ini rada "anomali", soalnya musiknya ceria dan enerjik tapi anehnya liriknya sedih. Jadi kalau gue mau karaokean, liriknya gue ubah sedikit jadi:

"I ain't in misery/There ain't nobody who can't comfort me"
aslinya: "I am in misery/There ain't nobody who can comfort me"

Lumayan kan, maknanya berubah sampai 180 derajat wakakakaks. Sehingga musik dan liriknya jadi pas, sama-sama enerjik dan menyenangkan.

Di album ini ada 3 versi "Misery", yang pertama itu yang barusan gue bahas. Yang kedua adalah versi akustiknya. Hmm kalau versi yang ini sih sebetulnya enak, tapi bukan buat joget-joget. Yang paling dominan di track ini adalah suaranya Levine disusul oleh senandung gitar akustik yang santai. Versi ketiga adalah versi yang paling keren menurut gue saat ini, yaitu versi Bimbo Jones Mix. Karena versi ini lagunya diremix jadi lagu disko! Haha! Tetapi walaupun musik disko tetep aja masih ada unsur popnya, sehingga nggak jadi lagu dugem kelas berat. Wah ini sih enak banget nyalain keras-keras pake subwoofer, wow! Silakan coba dirumah hahaha.

Track kedua adalah "Give A Little More". Gue suka nih reffnya. Liriknya juga keren. Tetapi alunan nada pembukanya sedikit kurang nyaman di kuping gue. Terlalu hmm... britpop! Tapi reffnya asik banget.
Kemudian berikutnya adalah "Stutter". Wah ini sih lagunya lumayan galau! Tapi asik kok sebenernya musiknya. Buat joget-joget juga bisa hahaha.

"Never Leave This Bed"! Wah ini lagunya bener-bener asik deh! Pas banget kalau mau karaokean karena emang rima liriknya diracik mantap pasnya dengan musiknya. Di album ini juga ada versi akustiknya, tapi tetep aja lebih asik yang pop biasa. Sepetinya udah cukup terkenal dan jadi hits.
"Hands All Over" adalah lagu yang dijadiin judul album ini. Lagunya lumayan asik, ritmenya menghentak-hentak enak. Terkadang terdengar seperti bagian ritmik terkenal dari "We Will Rock You".

Sedangkan buat gue di album ini ada 2 lagu yang galau, yaitu "How" dan "Runaway". Keduanya punya musik kuat dan lirik yang sadis juga. Wah ini sih parah banget deh. Bahkan gue aja sempet jadi galau gara-gara dengerin lagu ini, terutama "Runaway". Tapi lagunya enak sih hehehe.

Karena kalau gue ngereview 22 tracknya sekaligus bakalan panjang banget, jadi segini dulu ya. Beli originalnya gak rugi kok, soalnya bonusnya lumayan banget dan kualitasnya bagus banget. Wets, ini bukan promosi yak hahahay.

Sekian dulu ya post gue kali ini!
Cya later!

11 Jun 2011

Sedikit saja mungkin kali ini (This time, just a few words)

Heya readers!

Few days ago, i told you guys i wont surf the net. The strategy do work when you need it. You know what, i felt really free that time. That was great. But in the net, we can socialize. We can meet our friends while they sit so far away. We can laugh together just with words we send via chat. We can smile when we see sweet friendly things from social feedbacks. It is wonderful to live in the internet world. But watch out, remember its a virtual world. We have a real world to live in. The answer of this duality is to balance it. We surf only when we really need it. But it's far better to socialize with the real guys around you. Net chatting wont make gestures, smiles, expression, and eye contact. It will be amazing if we balance these worlds up.

Some days ago, the school bell rang 3 times. It marked a class dismiss. Time to go home. But now, it is really a dismiss. It's the last day I will spent studying with my class. While the rest days will be fulfilled with tests and other events. No more class time. It's over.

Maybe we spent some time together for about 330 days. Some great days recorded in my memory. Some stories came in and out, some drama happened. We are all like an orchestra. Everybody got their own role. But now the orchestra is dismissing. The amphitheater of 301 will be filled with the new guys.

Now it's about something different. Something, hmm a romance drama. Most teenagers got it. Me too. Sometimes i was like i want to jump in excitement when i feel blossomed. Sometimes i sang to some songs, and it feels good. Sometimes my heart bumped until a tiny earthquake shook my chest. But i think i better keep it low. I think just with being friends with her is enough. I think I just wanted to fill my high school life with friendship. I believe that friendship won't make a big hole in your heart like what a heartbreak will.

I have great friends, and some of them was just like a brother to me. The times when we laughed together, when we cheer up each other, when we share some stories of our life, it's priceless. It is great to fill our time with our friends in the positive way.

And that's it for today. Maybe it's not a "few words" post like i said in the title. But, i could say that this is just a few to say. Thx for reading!

Cya later!

21 Mei 2011

I AM STARTING TO HATE IT! Struggling to get away from it!

I am struggling. I want to break all the things useless like this! And, i am starting to hate this thing. Really. I am struggling to get away from this thing! Its a fight man! A FIGHT! I think i need to fight! To break myself free!

Here are my words to the thing:

You are taking my time away!
I am starting to hate you.
I am starting to try to leave you away
Because, I am now breaking free
So I think its the time to say good bye
But it's not our last time
We'll meet again
But, in a different condition
So, goodbye....... internet.

That's it. Goodbye internet.



18 Mei 2011

Sisi lain Bondan Prakoso & Fade 2 Black

heya readers!

Akhir-akhir ini Bondan Prakoso & Fade 2 Black emang lagi naik daun banget. Tetapi respon gue waktu pertama kali denger lagu mereka "Ya Sudahlah" adalah: ini sih gayanya standar banget. Kedengaran seperti Indopop pada umumnya. Makannya sejak saat itu gue seperti mendeklarasikan diri bahwa gue kurang suka Bondan cs.

Tetapi semuanya berubah setelah gue coba buat beli album mereka, For All.

Seinget gue, lagu pertama yang gue puter itu "Kita Slamanya". Nah kalo ini lagunya lumayan. Dari sebelumnya gue juga lumayan suka. Setelah diputer beberapa kali, gue mulai coba dengerin satu persatu.

Album ini dibuka dengan lagu yang pertama gue sebutin, "Ya Sudahlah". Gue lumayan tau liriknya, dan kali ini gue coba ngikutin aja arus iramanya. Kemudian, kejutan muncul di trek kedua. Inilah trek yang mengubah persepsi gue ke Bondan cs. Yaitu lagu berjudul "Good Time".

Lagu ini jazz! Bisa dibilang hip hop yang dinaturalisasi ke jazz dan dikasih sentuhan beat-beat dinamis yang keren dan mengalir teratur. Yang bikin keren juga adalah sentuhan bass dari Bondan yang mendengung dalam tempo cepat, mengiringi beat yang lumayan kencang. Sampai postingan ini ditulis, inilah lagu favorit gue di album For All.

Bondan rupanya benar-benar menyajikan berbagai macam jenis musik buat dinikmati orang-orang banyak yang seleranya berbeda-beda. Mungkin karena itulah judul albumnya For All. Ada juga lagu yang bernuansa rock, judulnya "SOS". Atau lagu style jadul, "Tidurlah". Dan ada juga lagu keren yang mengingatkan kita kepada Yang Maha Esa, judulnya "Bumi Kelangit". Itu baru beberapa aja.

Rupanya Bondan cs memiliki sisi lain yang belum terekspos ke publik. Sayang sekali, yang bisa muncul ke permukaan masyarakat luas sejauh ini baru "Ya Sudahlah" dan "Kita Slamanya" (sejauh pengamatan gue). Setelah mendengar albumnya sepertinya persepsi gue berubah banget. Dan sepertinya semua lagunya gak akan lepas dari bumbu khas Bondan cs, rap.

Kalo mau nyicipin rasa musik variatif dan keren-keren dari Bondan Prakoso & Fade 2 Black, beli aja sepiring penuh album For All! Dan yang pasti, kalobisa cari yang original, soalnya CD ori lokal gak mahal kok. Silahkan menikmati!

PS: post ini ditulis tanpa sponsor apapun, murni independen! hehehe :D

14 Mei 2011

superkid

Heya readers!

Pagi ini cerah sekali. Kalau kita cek di kalender, maka angka yang mewakili akan diwarnai merah. Hari yang indah, langit berwarna biru terang, awan juga terlihat jarang di langit. Sesekali ada pesawat yang membelah langit, tinggi sekali, terlihat tenang dan santai. Burung-burung juga menyanyi indah. Tetapi, Tezegan hari ini merasa bosan dirumah. Sekali-kali dia kepengen juga pergi ke tempat yang jauh dan sulit dijangkau. Kemana itu? Dia juga masih bingung. Akhirnya ia memutuskan untuk berjalan-jalan dengan suatu kendaraan beroda dua yang dikontrol kakinya sendiri.

Hari ini asri sekali. Matahari bersinar cerah sekali, dan Tezegan merasa senang menaiki kendaraan ini. Tetapi ia berhenti. Didepannya ada predator kecil. Anak macan belang-belang. Ini pasti peliharaan Kundi si anak dubes India yang tinggal sekitar 5 rumah dari rumah Tezegan. Kabarnya, beberapa hari setelah Buti, nama anak macan ini, dilepas dengan sengaja (katanya untuk menghilangkan kejenuhan si macan) sekelompok anjing liar di komplek Tezegan menghilang. Lalu beberapa minggu kemudian seorang arkeolog yang juga tetangga Tezegan menemukan apa yang ia sebut sebagai fosil "Torochondosaurus" dan menyebutnya sebagai mata rantai yang hilang di teori evolusi. Arkeolog yang maniak dengan teori evolusi ini menyebutkan bahwa Torochondosaurus adalah hewan reptil-mirip mamalia yang juga merupakan evolusi dari ikan lele yang naik ke darat. Setelah itu datang tim survey dari negeri di Eropa. Dan beberapa hari kemudian tim tersebut pulang. Kabarnya tim tersebut sudah gila karena tertawa terus menerus. Setelahnya pula si arkeolog mengunci diri dirumah dan enggan keluar. Keesokan harinya ketua RT dikabarkan ketularan gila, karena setelah mencegat tim survey untuk menginterogasi mereka, ia tertawa terus menerus tanpa henti dirumahnya. Seorang dokter yang mencoba menangani pun ikut gila. Setelah diselidiki, rupanya mereka tertawa terbahak-bahak karena ternyata si arkeolog menyangka tulang-belulang anjing liar sebagai fosil makhluk purba.

Tezegan, dan juga warga desa lainnya curiga kalau pelaku pembantaian massal anjing liar tersebut adalah... Buti. Yang ada didepannya sekarang. Mata makhluk tersebut terlihat polos. Tetapi ketika Tezegan melihat taringnya, kepolosan Buti melebur. Selama 5 menit Tezegan hanya tatap menatap dengan Buti. Kemudian Kundi keluar dari rumahnya, dengan jenis kendaraan yang sama seperti yang Tezegan naiki. Kundi kemudian melihat Tezegan dan melambaikan tangan. "Kundi! Pinjare mem apane palatu baghom rakhane krpaya" teriak Tezegan dengan bahasa India. Muka Kundi malah ciut. "Woy ngomong yang benar lah! Pakai bahasa Indonesia bisa gak sih?" balas Kundi kesal. Tezegan mengulangi kata-katanya, dengan bahasa pemersatu bangsa, "Kundi! Tolong jaga harimau peliharaan mu di kandang!". Kundi kemudian mengangguk-angguk. "Maaf Tez! Harimauku lagi jenuh! Kemarin tangan sepupuku hampir ditelan sama dia!" katanya. "Lalu kamu mau aku yang ditelan sebagai gantinya?" balas Tezegan. Tiba-tiba Kundi malah ngacir pergi, sambil berteriak "Maaf Tez! Aku mau ada tanding bola lawan anak komplek sebelah! Jagain Buti ya!". Tezegan menghempaskan nafas kemudian turun dari kendaraannya. Pelan-pelan ia dekati Buti. Macan cilik itu kemudiuan menerjang Tezegan. Tezegan pasrah saja. Ternyata Buti memeluk dan menjilati Tezegan. Tezegan entah kenapa merasakan hal yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Rasa sayang kepada binatang. Tezegan balas memeluk Buti dan mengelus-elusnya dengan penuh kasih sayang. Ternyata macan ini lucu juga, pikir Tezegan. Kemudian Buti ia ajak jalan bersama. Buti sendiri dalam bahasa India berarti "belang".

Setelah setengah jam keliling komplek, tiba-tiba Tezegan dicegat oleh seorang tua berjenggot. Professor Maximilian Faretus Alfa Chevatula, atau Prof Maxfalche. Professor Maxfalche menyapanya ramah, "Pagi Tez! Apa kabar kamu?". Tezegan mengangguk sambil menggendong Buti. Basa-basi Prof Maxfalche sangat singkat. Kemudian ia langsung menggiring Tezegan dan Buti kedalam laboratoriumnya. Kemudian ia menyodorkan mereka dua kaleng cola. Colanya sangat aneh, produk yang belum pernah dilihat Tezegan sebelumnya. "Minum aja! Cola rasa tempe. Belum pernah nyobain kan kamu Tez?" kata Prof Maxfalche berpromosi. Tezegan hanya menggeleng. Ia merasa aneh. Kemudian ia minum cola tersebut. Benar, rasa tempe! Tezegan menelan sekitar 5 tegukan, kemudian sisanya ia beri ke Buti. Tetapi, Tezegan merinding melihat Prof Maxfalche menyeringai dan berkata, "Cola ini akan membuatmu...terbang!". Tezegan mengumpat sangat keras. "KAMU!" bentak Tezegan kemudian melepeh-lepeh semua yang menempel di mulutnya. "SECARA BAHASA, YA! KAMU AKAN BENAR-BENAR TERBANG!" balas Prof Maxfalche, tetap tenang. Tezegan mengurungkan niatnya untuk menerkam professor gaek itu. "Gimana caranya?" tanyanya, kini dengan rasa penasaran.

Sepuluh menit kemudian, Tezegan, Buti dan Prof Maxfalche sudah berbaris di ujung Jl. Tomodachi, jalan terpanjang di komplek mereka. Jalan itu terbentang lurus sepanjang 700 meter. "Anda yakin, Prof?" tanya Tezegan lagi. Prof Maxfalche mengangguk kuat. Tezegan menatap Buti. Buti terlihat sangat ambisius. Entah kenapa Tezegan bisa membaca ekspresi hewan itu. Prof Maxfalche menyalami Tezegan. Kemudian mengelus-elus Buti. "Oke! Dalam hitungan ke 3! 3....2.....1!" teriak Prof Maxfalche mengomandoi Tezegan dan Buti. Kini keduanya berlari kencang ke ujung jalan. Tezegan melesat dengan kencang sekali, mungkin ini top speed yang baru pertama kali ia rasakan. 376 meter menuju ujung jalan. 350....321....300...289,5....250,345....219....170.....100...47....10... Dan ajaib sekali, Tezegan melesat terbang keangkasa! Tezegan tak percaya, kakinya tidak menjejak di tanah! Ia melihat Buti juga terbang bersamanya. Mereka terbang makin tinggi. Dalam beberapa detik mereka sudah berada di ketinggian 300 meter.

Awalnya Tezegan meragukan proses take-off yang diberitahu oleh Prof Maxfalche pada saat briefing. Tetapi kemudian hal tersebut terjadi. Tezegan melihat pemandangan kompleknya dari udara. Ia dan Buti berkeling di angkasa. Pemandangannya sangat spektakuler. Tak berapa lama, mereka berdua sampai di Stadion Interkomplek. Terlihat beberapa orang sedang asyik bermain bola. Ah, ada Kundi!, pikir Tezegan setelah melihat seorang bocah berwajah India.

Kundi menggiring bola, merobek pertahanan tim komplek sebelah dan kemudian menerjang jantung pertahanan terakhir tim lawan. Hanya sekitar 20 meter dari gawang lawan, dan hanya dihalau 3 orang, termasuk kiper. Kundi memberi ancang-ancang untuk melancarkan tendangannya yang terkenal. Melihatnya, mendadak Buti menukik turun ke dekat lapangan.
Tezegan enggan mengikutinya, hanya melihat dari angkasa.

"Tendangan macaaaaaan!!!!!" raung Kundi, kemudian meledakkan tembakan keras langsung ke gawang lawan. Tiba-tiba Buti terbang mendampingi bola yang melesat kencang, sambil mengaum keras. Kiper lawan pingsan seketika. Setelahnya, bola menusuk jejaring gawang. Tapi semua orang malah pingsan. Tendangan macan menjadi nyata secara bahasa!

Buti kembali terbang bersama Tezegan yang menangis karena tertawa terbahak-bahak. Kemudian mereka melanjutkan patroli. Tiba-tiba dari kejauhan mereka melihat pesawat jet. Pesawat itu melesat sangat kencang. Dan kemudian, pesawat tersebut melepaskan tembakan roket. Ke arah... Tezegan dan Buti.

to be continued...

cya later!

19 Apr 2011

bocah labil

heya readers!

suatu hari ada seorang bocah yang bernama Tezegan. Bocah ini tiap hari senen ampe jum'at demen banget pake fashion-style yang monoton. selalu pake kemeja putih dan bawahan putih abu-abu. Setiap hari cuman pake sepatu hitam yang gampang banget rusak.

Tezegan menggunakan style monoton tersebut untuk datang ke sebuah gedung bertingkat 4 dengan puluhan, hampir seratus, ruangan-ruangan. ruangan-ruangan itu juga monoton, semuanya cuma berisi 40 deretan kursi dan meja yang beraturan. di gedung itu bekerjalah banyak orang-orang yang intelektual, siap membagi keintelektuallannya pada ratusan bocah-bocah yang seperti Tezegan. Terkadang, memang ada orang intelek yang kurang mengerti bagaimana cara menghadapi bocah-bocah. akhirnya orang-orang intelek ini dicap menyebalkan. memang sesusah itu buat menghadapi bocah? jawabannya adalah, karena mereka LABIL.

Hari itu Tezegan memberontak. entah kenapa ia lihat fashion ini sudah terlalu basi dan terlalu keterlaluan monotonnya. tetapi, kalau hari itu ia menolak untuk menggunakan fashion yang monoton tersebut, maka ia harus berhadapan dengan orang-orang intelek yang siap menginterogasi dan memberinya sedikit kerjaan ekstra. Tezegan bingung. Padahal pagi-pagi sekali, ia harus pergi ke gedung dengan puluhan ruangan yang menjadi rumah keduanya. Tetapi hari itu juga, ia putuskan bahwa hari itu ia akan melawan. Tezegan berani. Ia rasa orang-orang intelek itu butuh tahu apa yang namanya warna-warni. Warna fashion kelabu itu kayak membawa mereka mundur 60 tahun ke masa-masa film hitam putih yang membosankan. Akhirnya ia putuskan untuk memakai kaos dan celana jeans. kemudian ia ikatkan armband merah putih di lengannya. Tezegan, memberontak.

Pagi itu, penjaga gerbang gedung dengan puluhan ruangan menertawainya. Keras sekali, sampai-sampai orang-orang disekitar ikut menengok. Kemudian orang-orang tua yang mengerti alasan dari tawa tersebut itu mulai ikut tertawa. Tetapi tidak dengan rekan-rekan Tezegan. Mereka, dengan fashion kelabunya, terdiam. Keringat dingin mereka mengalir membayangkan apa yang akan dihadapi Tezegan dari orang-orang intelek. Tapi Tezegan berani.

Orang intelek pertama yang dia hadapi, Mr. Zetavetski, atau biasa dipanggil Mr. Vetski, tidak tertawa. Hanya memberi pandangan yang sangat tajam. Setajam tombak. "Kamu siapa?" ujar Mr. Vetski dengan suara interogatornya. "Tezegan pak," jawab Tezegan tidak gentar. Inilah pemberontakannya. Inilah saatnya.

Mr. Vetski rupanya mendapatkan perlawanan. Mata Tezegan balik menusuk. Setajam pedang. Keduanya seperti sedang duel. Pertarungan terjadi dalam kesenyapan. Selama 3 menit 40 detik mereka beradu pandang, kemudian Tezegan membuka suaranya. "Saya tidak suka dengan kekacauan fashion yang ada, Pak. Sungguh membosankan. Semuanya kelabu. Putih kelabu. Itu saja". Mr. Vetski mencoba membuka suara. Tetapi ditangkis oleh sabetan mata Tezegan. Ia terdiam. Kalah. Tezegan memang luar biasa. Pangkat saya masih di sekitar Letnan. Biarkan lah ia lolos dari saya. Biar si Jendral yang menghabisinya, pikir Mr. Vetski dalam hati. Setelah itu ia menyingkir dari jalan Tezegan. Tezegan bebas.

Tapi sebenarnya, Tezegan adalah bocah yang sangat-sangat labil. Teramat sangat! Maklum, usianya masih setara dengan usia kucing tua. Seperti kebanyakan rekan-rekannya yang lain, di sekolah ia seperti selalu saja menghadapi....masalah.

To be continued!

5 Apr 2011

King Rupiah!

heya readers!

setelah kira-kira berminggu-minggu gak ngepost, akhirnya gue ngepost juga hahaha. buat yang sudah menungu-nunggu maaf ya hahahaha.

Jadi selama ini mata uang telah didominasi oleh dollar. rupiah, yang awalnya cukup stabil dan disegani di asia melorot dan melemah. seakan-akan kekekaran dan kesangarannya menurun, hingga menjadi lemah sekali. bahkan termasuk yang paling lemah di region ASEAN.

Tapi sekarang rupiah bangkit! belum lama sebelum post ini terbit, rupiah melesat tinggi hingga ke level Rp. 8.665/USD. Biasanya selama ini kita tahu kalo rupiah berenang di kedalaman 9000an/USD sampe 10.000an/USD, bahkan pernah juga 12.000/USD. prestasi yang luar biasa! Selain itu ada juga yang berpendapat kalau prospek ekonomi Indonesia tahun 2011 cerah! Kesempatan buat bangkit itu selalu ada!

Jadi bukan mustahil kalau bulan desember kelak, kalo kita nukerin duit Rp. 1 ke money changer bakalan dapet duit 10.000 USD kan?


Oke, segini dulu posting gw! Thx for reading!

Cya later!

5 Mar 2011

Adventure in Concrete Forest of Jakarta! Chapter 2!


heya readers!!!

akhirnya telah sampailah kita pada chapter 2 di kisah petualangan gue yang berjudul:

Adventure in Concrete Forest of Jakarta!

Now on it's 2nd Chapter!

oke! buat yang belum baca silahkan baca dulu yang chapter 1 biar nyambung hahahaha.
dan buat yang udah gak sabar dan terus menunggu-nunggu, apalagi sampai kepikiran dan gak bisa tidur (?) inilah ceritanya!

Terminal TransJakarta Kampung Melayu ini terbagi dua, yang sebelah kiri itu untuk rute menuju Senen, dan di sebelah kanan itu rute menuju tempat lain. Jadi gue segera pergi ke salah satu "dermaga" di terminal. Dermaga ini sepi, jadi gue bisa dengan mudahnya pergi ke ujung terdepan, sehingga kalau busnya datang nanti gue bisa cepat-cepat masuk dan memilih tempat yang enak, hehehe. Setelahnya gue berdiri diam menunggu.

Gue memerhatikan kondisi sekitar. Di sekitar bagian luar terminal ada tanah sedikit berpasir. Ada beberapa anak-anak jalanan dengan pakaian hitam bermain-main kelereng sambil tertawa-tawa, membuat pasir-pasir tersebut tersebar di udara. Supir angkot yang mengantri dengan sabar, walau antriannya amat sangat panjang. Tukang asongan yang berjuang menunggu pelanggan dengan peluh. Bahkan sekali lewat juga seseorang berkemeja yang tidak memiliki lengan bagian bawah. Seharusnya sesekali orang-orang elit pemerintahan naik TransJakarta agar mereka melihat pemandangan seperti ini.

Kira-kira 5 menit gue tunggu busnya. Tapi tetap saja belum datang-datang juga. Dermaga sudah makin ramai. Disebelah gue ada ibu-ibu yang terbilang muda sedang membaca buku. Seakan-akan rangkaian tinta yang membentuk kata-kata di buku itu dapat membuat bisu suara kesibukan kota dan mengubahnya menjadi panorama indah dalam deskripsi sastra. Ibu tersebut begitu tenang. Lalu gue juga melihat ada remaja, yang gue pikir adalah mahasiswa, sedang bercanda dengan teman-temannya.

Dan kemudian, 10 menit! Gue mulai mencoba mencari aktivitas baru. Akhirnya gue memilih untuk mendengarkan musik. Alunan orkestra pemuda beraliran rock alternative di headphone gue langsung menyamarkan suara di sekitar. Semua terdengar kecil dan kalah. Sembari mendengarkan, gue juga melihat-lihat sekitar lagi.

Beberapa menit kemudian, bus yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Kini dermaga telah penuh. Dibelakang gue, yang tadinya sepi, mendadak jadi penuh dengan orang-orang yang kelihatan puas akan kedatangan bus berwarna abu-abu tersebut.

Ketika pintunya sampai didepan muka gue dan terbuka, gue langsung menyergap masuk dan memburu tempat duduk yang nyaman. Dari dermaga sebelah juga telah memulai penyergapan. Orang-orang memasuki bus itu dengan derasnya. Segera gue klaim satu tempat duduk. Dan dalam waktu puluhan detik, bus yang tadinya kosong telah penuh. Beberapa detik kemudian, roda mulai berputar kembali. Bus berjalan keluat terminal kemudian berbelok ke jalan raya yang mengarah ke Matraman, meninggalkan terminal Kampung Melayu yang elegan. Kini bus itu melaju membelah kesibukan di daerah sekitar Jatinegara.

Headphone masih terpasang di kepala gue. Waktu itu jam 12:15. Playlistnya terasa cocok dengan perjalanan. Didepan gue, orang-orang berdiri sambil berpegangan dengan handrail. Penuh, sangat penuh, hingga gue bahkan jadi tidak bisa melihat jendela besar didepan gue. Formasi tempat duduk bus mirip dengan formasi angkot, ada dua baris tempat duduk yang posisinya saling berhadapan, sementara ditengahnya tempat orang-orang berdiri. Sedangkan diujung belakang bus juga ada tempat duduk yang posisinya menghadap depan.

Saking penuhnya bus itu, ketika gue sekilas melihat dan mengetahui bahwa gue telah sampai dekat Matraman melalui jendela di belakang gue, gue tidak bisa melihat Gramedia Matraman yang megah itu karena jendela didepan gue tertutup banjir manusia.

Dua terminal dari terminal Senen Central, gue mulai bersiap. Melepas headphone dan menghentikan musik, kemudian berdiri. Beberapa detik kemudian, tempat duduk bekas gue segera ditempati. Akhirnya tak berapa lama tibalah gue di stasiun Senen Central.

Dari Senen Central, gue langsung menyebrang lewat jembatan ke cabang terminalnya. Karena dari cabang terminal ini gue akan menuju Harmoni. Di jembatan layang ini, terlihatlah panorama pemandangan Senen. Ada Pasar Senen yang gedungnya terlihat kuno tapi bersih. Kemudian di sebelah lainya terdapat gedung bioskop Mulia Agung Theater yang kuno dan kelihatan tak terurus. Sepertinya bioskop itu kalah perkembangannya dengan bioskop lainnya. Bahkan ada film yang sudah sangat lama dirilis masih diputar, yaitu City of Ember. Mungkin dulu, sewaktu umur bioskop itu masih muda, bioskop itu adalah tempat favorit tongkrongan anak muda, salah satu dari sekian banyaknya bioskop di Jakarta.

Jalanan di Senen lancar. Setelah sampai di terminal cabang, gue segera naik bus yang akan menuju Harmoni Central Busway. Bus itu kini datang dengan cepat, tidak seperti bus sebelumnya yang perlu ditunggu. Bus kali ini juga sepi. Jadi, gue bisa mendapat tempat duduk yang nyaman lagi. Lalu berangkatlah bus itu, kini melaju menuju Harmoni.

Jalanan siang itu lancar. Jam 12:45, seinget gue. Bus yang berwarna abu-abu juga ini tiba di Harmoni dengan cepat dan selamat. Terminal Harmoni Central Busway yang biasanya sangat padat pun siang itu tergolong sepi.

Lalu gue segera menuju "dermaga" yang membuka pintu menuju Koridor 8. Koridor 8 adalah jalur TransJakarta dari Harmoni ke Lebak Bulus. Beberapa terminal sebelum terminal ujung Lebak Bulus adalah terminal Pondok Indah. Itulah target gue.

Tetapi pembagian dermaga ini belum teratur. Dermaga ini harus dibagi dengan pintu menuju koridor Pulo Gadung. Pembagiannya pun tidak rapi. Pintu menuju dermaga itu dibagi menggunakan tali. Beberapa orang juga mengantri dengan kebingungan, termasuk gue. Sebelum memasuki dermaga itu, gue memastikan dulu dengan bertanya kepada petugas. "Iya, ini Lebak Bulus," jawabnya. Tetapi anehnya, ketika bus yang datang gue tanyai, petugas di bus berikutnya itu menggoyangkan tangannya. Gue jadi bingung. Tetapi kemudian gue lihat ada tali pembatas. Di ujung dermaga sebelah kanan itulah tempat orang-orang yang akan ke Lebak Bulus mengantri.

Setelah mengantri, ada seorang lelaki yang kelihatan begitu terburu-buru. Ia menyalip orang-orang yang sedang mengantri dengan sesekali melempar kata-kata "Sori". Kemudian ketika bus berikutnya datang, dia segera menanyakan ke petugasnya, "Lebak Bulus?". "Iya, ini ke Lebak Bulus Pak," jawab sang petugas. Tanpa menunggu lagi orang tersebut masuk, diikuti oleh teriakan pemberitahuan dari sang petugas, "Lebak Bulus! Lebak Bulus!". Yang mengantri kini melaju masuk.

Bus ini sepi. Sekali lagi gue bisa duduk. Suasananya begitu nyaman dan sejuk, diluar ada panorama kota yang indah diterangi siang yang cerah. Jam 1 siang.

Awalnya gue duduk di salah satu barisan. Tetapi gue memutuskan untuk duduk di bagian belakang. Rupanya memang lebih nyaman. Kita bisa dengan bebas melihat-lihat pemandangan sekitar. Tidak seperti tempat duduk yang menghadap ke samping. Selain itu, penyejuk udaranya juga lebih sejuk. Rasanya benar-benar nyaman. Bahkan, ditengah perjalanan orang disebelah gue tertidur!

Perjalanannya cukup panjang dan lama. Seseorang sempat menanyai gue tentang Mall Taman Anggrek. "Mas, maaf mas, kalau mau turun di MTA di terminal apa ya?" ujar ibu-ibu muda yang menanyai gue. Sejenak gue mencari-cari apa itu MTA. Akhirnya gue ingat, Mall Taman Anggrek. Gue masih tergolong jarang sekali kesana ketika itu. Jadi gue menjawab saja seinget gue, "Pluit". Orang tersebut kemudian berdiskusi sebentar dengan orang disebelahnya. Kemudian gue lanjutkan, "Hmm, atau tanya saja ke petugasnya," kata gue. Kemudian orang tersebut mengucap terimakasih dan bertanya ke petugas. Beberapa menit kemudian gue baru sadar kalo gue tadi salah bicara! Seharusnya gue jawab "Slipi" bukan "Pluit". Tapi ibu-ibu tersebut sudah bertanya, dan kali ini gue bebas dari tuduhan tindakan menyasarkan orang lain, hahahaha!

Kemudian, sempat juga di bus itu masuk 3 orang. 2 orang berbaju kuning dan satu lagi berbaju merah. Kedua orang yang terdiri dari laki-laki dan perempuan yang kira-kira berusia 25-28 tahun ini menggunakan kaos kuning dengan logo majalah "XY Kids!" terpampang di torsonya. Kemudian mereka menggunakan kartu "Press Card" yang dikalungkan. Sepertinya mereka sehabis tugas meliput. Pria yang berbaju merah juga sepertinya mengenakan kartu itu dan sepertinya pula ia adalah wartawan. Tapi baju merahnya belum begitu jelas menunjukkan dia berasal dari majalah mana. Ketiga wartawan itu terlihat ramah dan baik.

Awalnya, gue mau menyapa mereka dan mengajak mereka bicara. Karena, gue sempat berlangganan majalah XY-Kids! selama hampir 5 tahun. Tapi gue urungkan niat gue. Sepertinya mereka juga mau turun di PIM. Kemudian gue melanjutkan city-viewing.

Sesekali bus melewati berbagai pemandangan yang sangat bagus. Seperti misalnya, di salah satu fly-over yang melompati suatu sungai, terlihatlah lautan perumahan yang kebanyakan kumuh disekitarnya. Yang spektakuler adalah, di ujung cakrawala perumahan kumuh itu terdapat deretan pegunungan gedung-gedung. Seperti terlihat jurang kelas sosial di pemandangan ini. Luar biasa. Mungkin lain kali gue akan bawa kamera supaya bisa men-shot pemandangan spektakuler ini, hahaha.

Setelah itu juga kadang melewati ruko-ruko mewah. Kemudian melewati mall Gandaria City yang arsitekturnya luar biasa. Tak berapa lama kemudian, terdengarlah pengumuman, "Halte berikutnya: Pondok Indah Satu...". Segera gue bersiap. Kelihatan juga ketiga wartawan tersebut bersiap. Setelah berdiri, terlihat jelaslah kaos merah dari pria wartawan non-XY-Kids! tersebut. Rupanya dari majalah "Mombi".

Akhirnya gedung megah Pondok Indah Mall terlihat juga setelah bus keluar dari terowongan pendek. Bus berhenti di terminal yang juga memiliki tangga langsung untuk masuk ke mall. Gue, ketiga wartawan dan mungkin orang-orang lainnya pun turun. Akhirnya sampai juga. Siang itu sangat terang, jam 1:30.

Ternyata perjalanan dengan TransJakarta cukup memakan waktu.

Setelahnya, gue memasuki mall dan yang pertama tentu saja, mencari tempat sholat. Seandainya gue berangkat lebih siang lagi, mungkin saja bahkan gue gak mendapatkan waktu buat sholat. Karena transportasi ini memakan waktu.

Kemudian, gue memesan tiket filmnya. Harga tiketnya setengah dari harga biasanya. Ini karena hari kerja. Kemudian, sambil meluangkan waktu gue makan dulu. Setelah itu baru gue memasuki studio.

Film The King's Speech memang pantas memenangkan piala Oscar. Filmnya sangat dramatis dan baik sekali. Sinematografinya canggih, begitupun akting dari para pemerannya. Setelah menonton film ini, ada perasaan menggelora di hati gue. Film yang sangat bagus.

Selesai menonton, sudah jam 4 sore. Gue mengkalkulasikan, seandainya gue pulang jam segini, jalanan mulai macet, dan gue bisa kemaleman. Apalagi, gue bisa kehilangan kesempatan sholat maghrib. Kalau begitu solusinya adalah.... gue memanggil supir gue untuk menjemput gue. Hahaha!

Ternyata supir gue sedang berada di kampus kakak gue. Setelah dinegosiasikan, akhirnya supir gue akan menjemput gue, dan barulah kemudian setelahnya menjemput kakak tercinta. Lalu gue pun menunggu kedatangannya.

Setelah kira-kira 1 jam, akhirnya tiba. Kemudian gue pulang dengan mobil pribadi. Ternyata benar, jalanan macet. Cukup parah. Setelah itu barulah mobil melesat menjemput kakak gue. Dan setelahnya, gue pulang dengan pengalaman yang seru.

TransJakarta memang suatu sistem transportasi yang nyaman. Dengan harga tiket yang hampir sama, atau bahkan sama, dengan bus kota, kita bisa mendapatkan fasilitas transportasi yang mewah. Sayangnya, sistem ini masih tergolong lambat. Karena itu, sebaiknya kita tidak menggunakannya untuk mengejar target waktu dalam berpergian. Namun, untuk transportasi tur cukup baik, karena nyaman dan murah. Selain itu, dalam "petualangan" seperti ini, kita tidak mengejar target waktu yang begitu "mengancam" kita, kecuali bila memang ada rencana khusus, atau karena mengejar jadwal film pada jam tertentu, atau alasan-alasan lainnya. Seharusnya yang diterapkan adalah MRT atau Mass Rapid Transit. MRT dapat berupa kereta cepat bawah tanah ataupun yang lainnya.

TransJakarta masih menggunakan bus. Kecepatan maksimalnya hanya 60 km/jam. Selain itu, TransJakarta berbagi jalur dengan pengguna mobil pribadi. Sehingga, apabila terkena macet, TransJakarta ikut jadi korban. Walaupun sistem pembagian jalur sudah ada, namun memang di beberapa titik hal ini tetap terjadi, salah satu faktornya adalah karena di beberapa titik, jalur busway digabungkan dengan jalur biasa. Atau juga bisa karena berbagai faktor-faktor lain. Selain itu, kapasitas satu bus yang cukup terbatas bila dibandingkan dengan banyaknya penumpang yang membanjir.

Bagaimana dengan MRT? MRT menggunakan jalur sendiri. Misalnya kereta bawah tanah. Kereta ini bisa melaju sangat cepat, bahkan bisa sampai lebih dari 120 km/jam! Ini berarti dua kali lebih cepat daripada TransJakarta. Selain itu, penggunaan jalur sendiri menyebabkan sistem ini lebih rapi dan cepat. Kapasitasnya pun sangat besar, bahkan bisa menampung puluhan hingga ratusan orang sekali angkut.

Terlihat sudah, bahwa MRT memang jauh lebih unggul dari TransJakarta. Sistem TransJakarta yang terlihat seperti terburu-buru untuk diwujudkan kelihatan kacau dan kurang teratur. Seharusnya Pemda DKI menerapkan sistem yang lebih canggih semacam MRT. Padahal, bisa kita lihat bahwa uang hasil korupsi yang bermilyaran itu dapat membangun suatu sistem MRT. Sayang sekali.

Suatu saat nanti, walau terlambat, mungkin Jakarta akan memiliki MRT yang membuluh-darahinya. Kelak, warga Jakarta tak perlu khawatir akan kemacetan atau keterlambatan. Dan akhirnya, jalan raya yang membuluh-darahi Jakarta akan mulai bersih dari kolesterol kemacetan. Transportasi umum yang bagus, rapi dan teratur lama-kelamaan akan sangat potensial membuat orang enggan menggunakan kendaraan pribadi. Kita tunggu saja, kapan waktu itu. Semoga saja secepat mungkin....

Oke, segini dulu post gw! Thx 4 reading! Don't be shy to comment! Hehehehe!

Cya later!!!!!!!!!!!

26 Feb 2011

Adventure in Concrete Forest of Jakarta!


heya readers!

setelah sekian waktu gue gak nge-update blog ini, akhirnya gue bakalan mengupdate posting berupa suatu cerita! horeeeeeeeee!!!!!! wakakakakaks.

judulnya adalah:
Adventure in Concrete Forest of Jakarta!

artinya adalah: Petualang di Hutan Beton Jakarta! begitulah menurut mr. google T. Ranslate wakakakaks.

baiklah kalogitu kita mulai saja ceritanya...

Jadi, beberpa minggu yang lalu, gue mendapatkan kabar kalo kamis depan itu libur karena kelas 3 ada Try-Out Ujian Nasional. Maka darisitulah mulai muncul rencana "petualangan" gue pada hari-hari berikutnya.

Awalnya gue juga udah ngerencanain mau pergi nonton naek angkutan umum. Karena naek angkutan umum itu lebih butuh perjuangan daripada naik mobil pribadi, maka pantaslah kalo gue sebut ini petualangan. Dan tujuan gue gak mau yang deket-deket karena tanggung. Mending sekalian aja ke tempat yg lebih jauh biar tambah seru wakakakaks.

H-1. Besok adalah hari pelaksanaannya. Tapi gue udah mulai kepikiran buat ngajakin teman-teman yang lain. Jadinya, malem menjelang hari H itu gue pake buat ngajakin temen-temen. Tetapi gak semua temen-temen sekelas gue ajak. Gak semua nomer teman-teman gue udah ke-save di hape gue. Gue juga udah bikin iklan mengenai event ini di twitter. Malem itu, satu persatu temen gue mulai gugur, mereka ternyata tidak ikut dikarenakan berbagai alasan. Hingga tengah malam, sisa kira-kira 4 orang. Pada akhirnya, gue mengiklankan lagi, buat yang masih mau ikut, gue tunggu di sekolah jam 10:30an.

Keesokan harinya, salah satu temen gue yang tadinya mungkin bisa ikut membatalkan. Sisa 3. Sebelumnya, gue juga udah molor, jadinya gue nanti gak ngantuk pas di perjalanan. Setelah bersiap, gue berangkat ke sekolah.

Waktu gue hampir nyampe gerbang sekolah, salah satu temen gue diantara 3 orang yang mau ikut itu menyatakan ketidakbisaannya untuk berpartisipasi. Sisa 2. Dan yang dua terakhir ini juga belum memberi keterangan jelas. Setelah gue tunggu beberapa saat di sekolah, akhirnya gue memutuskan untuk pergi. Di sekolah, gue sempetin bentar buat memilih tujuan. Film The King's Speech yang jadi incaran gue ternyata juga tayang di Pondok Indah Mall (PIM). Jadilah target gue buat pergi kesana. Yang membuat gue tertarik dengan film tersebut adalah, film tersebut telah dinominasiin 12 kategori piala oscar. Jelas, sepertinya sayang banget kalo kita ngelewatin film bagus kayak gini.

Setelah jalan sedikit ke pertigaan jalan raya dekat sekolah, gue berhenti bentar buat mengecek rute. Sebelum salah naik angkot, gue cek peta jalur TransJakarta lewat hape. Dari Kalimalang ke Pondok Indah. Ternyata rute itu bakalan membentuk huruf U kebalik di peta Jakarta. Terminal pertama yang harus gue ambil adalah Terminal Kampung Melayu. Karena itu, gue bakalan naik angkot nomer 26 yang tujuan akhirnya itu daerah sekitar halte tersebut. Sebelum naik angkot, gue sempetin dulu buat beli bekal minuman di toko semacam warung dekat pertigaan. Minuman ini bakalan berharga, karena akan menambah praktis kalau kita kehausan ditengah perjalanan. Setelah membeli minuman, gue mulai menyetop angkot bernomor 26 dan kemudian melaju meninggalkan pertigaan dengan cepat.

Rupanya angkot tersebut memiliki sistem audio yang lumayan. Pertama kali masuk, seinget gue, angkot itu lagi muterin lagunya ungu. Kemudian, sempet juga muterin lagunya d'bagindas. Tapi sepertinya gue gak begitu meduliin lagu-lagunya. Angkot itu melaju lancar, jalanan tidak begitu macet. Sesekali berhenti buat ngetem, menunggu calon-calon penumpang. Kadang berhasil, kadang pula calon-calon yang diharapkan itu pergi berlalu. Sementara itu kota diselubungi oleh mendung tipis, tidak terlalu gelap. Tetapi juga sesekali mendadak cahaya matahari berlari bebas, menghangatkan hari. Cuacanya bagus, tidak buruk.

Jalan semakin lancar setelah melewati daerah Otista. Kemudian angkot melaju dengan kecepatan tinggi pada Jalan Raya Otto Iskandar Dinata. Sesekali perhatian mata gue dicuri oleh gedung-gedung besar yang agak tidak terurus. Tapi angkot cepat berlalu, walaupun pula sesekali dihentikan lampu merah. Akhirnya, pada jam 12 kurang 10 menitan, gue sampe di Pangkalan Kampung Melayu. Angkot yang gue tumpangi berhenti dan bergabung dengan puluhan angkot-angkot lainnya yang mangkal di pangkalan itu, membirukan panorama. Setelah itu, dengan cepat orang-orang keluar dari angkot. Angkot itupun kini kosong kembali. Orang-orang yang sudah turun langsung mengerumuni jendela bagian depan angkot untuk membayar. Kemudian pergi berpencar, menyebar begitu saja. Gue segera berlalu ke terminal busway yang terletak dibawah naungan jalan raya fly-over. Sayang sekali, rupanya daerah Pangkalan Kampung Melayu ini masih sangat kotor. Genangan air bertebaran di sekitar jalanan. Orang-orang lalu lalang tak karuan banyaknya. Puluhan kendaraan angkutan umum berjubel, sesekali mobil TransJakarta berlalu dengan elegan, sangat kontras dengan tipe kendaraan umum disekitarnya. Pedagang asongan bertebaran di bawah jembatan. Gue segera berlalu memasuki halte yang cukup megah itu.

Diluar loket pembayaran karcis, terdapat peta rute
TransJakarta. Gue coba buat melihat. Sayangnya peta rute tesebut belum di-update. Jalur-jalur koridornya masih belum lengkap. Bahkan peta yang gue lihat di internet sebelumnya lebih ter-update.

Kemudian barulah gue membeli karcis. Harganya Rp. 3.500. Lumayan murah. Apalagi tiket ini bisa dipake terus-terusan selama kita belum keluar dari terminal.

Terminal hari itu cukup sepi. Ada beberapa peningkatan fasilitas. Plat-plat penunjuk rutenya sudah diperbaharui menjadi lebih bagus dengan desain minimalis. Terminal ini kelihatan lebih modern dan elegan. Dari terminal ini, gue bakalan naik terus sampai terminal Senen Central. Jadi gue segera mengambil antrian di pintu rute yang mengarah ke Senen Central.

Rupanya hari itu sepi juga. Di depan antrian, terlihatlah puluhan kendaraan angkutan umum berjubel. Di ujung jalanan, berderetan toko-toko dengan bagunan model ruko. Kelihatan tidak terurus. Samar-samar, dibalik deretan ruko itu ada sebuah gedung yang menjulang, mungkin dari daerah Jakarta Pusat. Klakson berbunyi beriringan, bercampur baur dengan geraman mesin-mesin kendaraan dan bergabung dengan suara kesibukan kota. Terlihatlah sudah kalau daerah sekitar Kampung Melayu ini kurang terurus. Belum rapi. Seandainya dirapihkan, maka daerah ini akan lebih nyaman untuk ditempati.

Tapi, gue tunggu beberapa lama, bus berikutnya belum datang-datang juga! Ada apa sebenarnya?

to be continued.....


hahaha! cya in the next chapter!

18 Feb 2011

The Dark Knight Soundtracks!


heya readers!

kali ini gue mau memberikan sedikit referensi musik. hmm, ya kali ini yang bakalan gue referensi bukan musik pop, rock, metal, dugem, dangdut ato kroncong, tapi.... klasik! hahaha. tp klasik yang ini tuh klasik modern, jadinya berbeda dengan klasik2 seperti mozart ataupun yang lainnya.

lebih tepatnya adalah music score film, atau musik latar film. music score ini berasal dari film The Dark Knight. yep, film tentang batman yang disutradai oleh nolan. composer dari musik2nya adalah hans zimmer dan james newton howard. hans zimmer emang udah nanganin banyak film, seperti misalnya pirates of carribean 1,2,3, madagascar escape to africa, batman begins, dan mungkin masih banyak yang lainnya.

bisa dibilang gue emang belom dengerin sealbum penuh ampe pol2an sih hehehehe, tapi ada beberapa lagu yang gue udah suka. tp lebih baek gue bahas overviewnya aja ya dulu.

overviewnya, musik2 didalem sini kaya banget ama suara2 instrumen klasik yang dikombinasiin ama teknologi musik modern yang juga didigitalisasiin. sehingga seperti menghasilkan genre baru sendiri, klasik modern. terus juga temponya kebanyakan cepat, dan kalau didengar2, memang iramanya mirip dengan musik rock. karena itulah, unsur klasiknya udah nyampur2 jadi berbeda. klasik modern yang canggih dan bertempo cepat, bahkan mungkin bisa buat headbanging kalo mau huahahahaha.

dari musik2nya aja udah bisa kebayang adegan2 di filmya, bahkan beberapa track berjudul yang mungkin sama dengan sebuah scene didalam film, sehingga mengingatkan kita akan beberapa adegan seru. urutan2 treknya pun mengikuti urutan2 storyline dari filmnya sendiri.

trek pembukanya berjudul "why so serious". dari judulnya bisa kita tebak kalo ini musik latar pertama yang mengiringi adegan pertama. dan juga judulnya ini adalah kata2 "favorit" joker, si antagonis nyentrik yang bisa dibilang salah satu point of interest film ini.

tapi dari 14 trek, yang saat ini gue lagi suka banget adalah "like a dog chasing cars". karena musiknya mengandung theme song dari film itu sendiri, dicampurkan berbagai ledakan2 musik cepat dan sangat bersemangat. kemudian "introduce a little anarchy" juga keren banget musiknya. berbagai ledakan musik juga terjadi, tetapi lebih intens dan lebih cepat dari "like a dog chasing cars".

oia, satu lagi, treknya itu panjang2 loh, tapi ada juga sih yang 1-2-3 menitan. tp bahkan ada yang 6 menit, 9 menit, bahkan trek terakhir panjangnya 16 menit!

untuk musik klasik modern seperti ini, sangat bagus, apalagi buat remaja2 yang terbiasa dengan musik rock, metal ataupun yang lainnya, mungkin bakalan cepet suka dengan trek2 yang ada. lamanya musik yang panjang juga gak jadi masalah, karena intensitas musiknya seperti menyuarakan adegan2 dengan baik.

okay, gue rasa segini aja buat posting kali ini.
thx 4 reading, and cya later!!!!

29 Jan 2011

postingan pertama 2011!!!!

Heya readers!

Sudah berhari-hari tahun 2011 berlalu. Rasanya masih asing kalau menulis "2011" di setiap penanggalan-penanggalan yang kita tulisi.

Di tahun yang baru ini dimulai dengan murungnya cuaca Jakarta. Gue sempet merasa aneh dengan kota ini. Mendung kayaknya telah menguasai langit selama beberapa hari. Gue sendiri ngerasa kayak di eropa (waks lebay bgt) wakakakaka. Tapi sebenarnya bisa dibilang ini benar loh. Di eropa, terutama di musim dingin, matahari cerah kayak yang biasa Jakarta hadapi itu terbilang cukup jarang. Jadi mendadak langit Jakarta mengingatkan gue akan eropa hahahaha

Tetapi, akhir-akhir ini kadang-kadang juga matahari curi-curi tempat buat tersenyum di balik awan. Walaupun sesekali juga kemudiannya hujan turun, tetapi setelahnya biasanya muncul senja yang luar biasa indah. Tentu saja ini gak pernah lepas dari kontrol Sang Maha Kuasa.

Berita-berita tentang berbagai kasus bermunculan di televisi, seakan itu sebuah cerita yang gak tamat-tamat. Cerita itu muncul membawa intrik-intrik baru yang seakan menambah konflik-konflik yang terkandung di dalamnya. Orang-orang yang terjun langsung ke cerita yang tengah berjalan mungkin akan kebingungan. Cerita ini sudah berlalu sangat jauh dan makin kompleks. Yang gue harap, cerita ini berakhir happy ending. Karena kita sebenarnya juga terlibat dalam cerita panjang ini.

Jakarta bernafas seperti biasanya. Di tiap nafasnya, terdapat hal-hal khas yang mewarnai bau nafasnya, seperti kesibukan, kemacetan, dan lain-lain. Nafas yang kira-kira mirip dengan hampir semua kota di dunia.

Dari balkon lantai 3 tempat kelas gue berada, kadang kala gue menatap langit. Lebih sering mendung, karena memang musimnya. Terkadang, hujan turun. Kadang pula hujannya deras, kadang pula hujannya hanya rintik. Dan kadang, hujan itu berlalu sebentar saja. Setelah itu juga biasanya matahari menampakkan senyumnya yang hangat, walau terkadang juga cuman sebentar. Biasanya, setelah itu mendung mendominasi lagi. Seperti sebuah siklus. Dalam sehari pun bisa sampai 3 kali terulang.

Cuaca mendung juga dapat menipu waktu. Jam 7 pagi yang biasanya sudah terang, terasa seperti jam setengah 6 yang masih redup. Sepertinya kantor-kantor dan sekolah-sekolah memberi toleransi keterlambatan. Apalagi kalau hujan. Sepertinya, resepsionis instansi-instansi tersebut melempar pandangan penuh pengertian kepada barisan orang-orang yang terlambat. Tidak seperti biasanya, yang ada adalah kondisi sorotan mata tajam kepada barisan tersebut.

Tetapi cuaca ini juga menimbulkan ketenangan bagi kita. Pada suatu malam, waktu gue mau tidur, hujan turun. Rintikan air yang berpadu dengan suara menderasnya air yang menyerbu bumi itu menghasilkan suara ambience alami yang indah dan menenangkan. Kali itu, gue tidur dengan sangat nyaman. Sungguh luar bisa kendali Sang Maha Kuasa.

Setiap cuaca punya kelebihan tersendiri. Ekspresi Jakarta memang kadang sulit ditebak. Mendung yang telah bertahta lama juga terkadang ternyata tidak menangis. Bahkan, mungkin pernah juga berganti dengan senyuman hangat sang surya. Tetapi, kadang juga senyuman hangat itu terjungkir dan diganti oleh mendung dan kemudian sejuknya hujan yang turun.

Kalau sudah begini, tentu saja saatnya bagi kita untuk menerapkan pepatah klasik Bahasa Indonesia. Yaitu, "Sedia payung sebelum hujan"! Yep, sediakan selalu payung kecil di tas, agar kelak hujan tidak menjadi musuh kita!

Oke, segitu aja post gue kali ini. Nanti mungkin bakalan terus gue update.

Cya later!