21 Mei 2011

I AM STARTING TO HATE IT! Struggling to get away from it!

I am struggling. I want to break all the things useless like this! And, i am starting to hate this thing. Really. I am struggling to get away from this thing! Its a fight man! A FIGHT! I think i need to fight! To break myself free!

Here are my words to the thing:

You are taking my time away!
I am starting to hate you.
I am starting to try to leave you away
Because, I am now breaking free
So I think its the time to say good bye
But it's not our last time
We'll meet again
But, in a different condition
So, goodbye....... internet.

That's it. Goodbye internet.



18 Mei 2011

Sisi lain Bondan Prakoso & Fade 2 Black

heya readers!

Akhir-akhir ini Bondan Prakoso & Fade 2 Black emang lagi naik daun banget. Tetapi respon gue waktu pertama kali denger lagu mereka "Ya Sudahlah" adalah: ini sih gayanya standar banget. Kedengaran seperti Indopop pada umumnya. Makannya sejak saat itu gue seperti mendeklarasikan diri bahwa gue kurang suka Bondan cs.

Tetapi semuanya berubah setelah gue coba buat beli album mereka, For All.

Seinget gue, lagu pertama yang gue puter itu "Kita Slamanya". Nah kalo ini lagunya lumayan. Dari sebelumnya gue juga lumayan suka. Setelah diputer beberapa kali, gue mulai coba dengerin satu persatu.

Album ini dibuka dengan lagu yang pertama gue sebutin, "Ya Sudahlah". Gue lumayan tau liriknya, dan kali ini gue coba ngikutin aja arus iramanya. Kemudian, kejutan muncul di trek kedua. Inilah trek yang mengubah persepsi gue ke Bondan cs. Yaitu lagu berjudul "Good Time".

Lagu ini jazz! Bisa dibilang hip hop yang dinaturalisasi ke jazz dan dikasih sentuhan beat-beat dinamis yang keren dan mengalir teratur. Yang bikin keren juga adalah sentuhan bass dari Bondan yang mendengung dalam tempo cepat, mengiringi beat yang lumayan kencang. Sampai postingan ini ditulis, inilah lagu favorit gue di album For All.

Bondan rupanya benar-benar menyajikan berbagai macam jenis musik buat dinikmati orang-orang banyak yang seleranya berbeda-beda. Mungkin karena itulah judul albumnya For All. Ada juga lagu yang bernuansa rock, judulnya "SOS". Atau lagu style jadul, "Tidurlah". Dan ada juga lagu keren yang mengingatkan kita kepada Yang Maha Esa, judulnya "Bumi Kelangit". Itu baru beberapa aja.

Rupanya Bondan cs memiliki sisi lain yang belum terekspos ke publik. Sayang sekali, yang bisa muncul ke permukaan masyarakat luas sejauh ini baru "Ya Sudahlah" dan "Kita Slamanya" (sejauh pengamatan gue). Setelah mendengar albumnya sepertinya persepsi gue berubah banget. Dan sepertinya semua lagunya gak akan lepas dari bumbu khas Bondan cs, rap.

Kalo mau nyicipin rasa musik variatif dan keren-keren dari Bondan Prakoso & Fade 2 Black, beli aja sepiring penuh album For All! Dan yang pasti, kalobisa cari yang original, soalnya CD ori lokal gak mahal kok. Silahkan menikmati!

PS: post ini ditulis tanpa sponsor apapun, murni independen! hehehe :D

14 Mei 2011

superkid

Heya readers!

Pagi ini cerah sekali. Kalau kita cek di kalender, maka angka yang mewakili akan diwarnai merah. Hari yang indah, langit berwarna biru terang, awan juga terlihat jarang di langit. Sesekali ada pesawat yang membelah langit, tinggi sekali, terlihat tenang dan santai. Burung-burung juga menyanyi indah. Tetapi, Tezegan hari ini merasa bosan dirumah. Sekali-kali dia kepengen juga pergi ke tempat yang jauh dan sulit dijangkau. Kemana itu? Dia juga masih bingung. Akhirnya ia memutuskan untuk berjalan-jalan dengan suatu kendaraan beroda dua yang dikontrol kakinya sendiri.

Hari ini asri sekali. Matahari bersinar cerah sekali, dan Tezegan merasa senang menaiki kendaraan ini. Tetapi ia berhenti. Didepannya ada predator kecil. Anak macan belang-belang. Ini pasti peliharaan Kundi si anak dubes India yang tinggal sekitar 5 rumah dari rumah Tezegan. Kabarnya, beberapa hari setelah Buti, nama anak macan ini, dilepas dengan sengaja (katanya untuk menghilangkan kejenuhan si macan) sekelompok anjing liar di komplek Tezegan menghilang. Lalu beberapa minggu kemudian seorang arkeolog yang juga tetangga Tezegan menemukan apa yang ia sebut sebagai fosil "Torochondosaurus" dan menyebutnya sebagai mata rantai yang hilang di teori evolusi. Arkeolog yang maniak dengan teori evolusi ini menyebutkan bahwa Torochondosaurus adalah hewan reptil-mirip mamalia yang juga merupakan evolusi dari ikan lele yang naik ke darat. Setelah itu datang tim survey dari negeri di Eropa. Dan beberapa hari kemudian tim tersebut pulang. Kabarnya tim tersebut sudah gila karena tertawa terus menerus. Setelahnya pula si arkeolog mengunci diri dirumah dan enggan keluar. Keesokan harinya ketua RT dikabarkan ketularan gila, karena setelah mencegat tim survey untuk menginterogasi mereka, ia tertawa terus menerus tanpa henti dirumahnya. Seorang dokter yang mencoba menangani pun ikut gila. Setelah diselidiki, rupanya mereka tertawa terbahak-bahak karena ternyata si arkeolog menyangka tulang-belulang anjing liar sebagai fosil makhluk purba.

Tezegan, dan juga warga desa lainnya curiga kalau pelaku pembantaian massal anjing liar tersebut adalah... Buti. Yang ada didepannya sekarang. Mata makhluk tersebut terlihat polos. Tetapi ketika Tezegan melihat taringnya, kepolosan Buti melebur. Selama 5 menit Tezegan hanya tatap menatap dengan Buti. Kemudian Kundi keluar dari rumahnya, dengan jenis kendaraan yang sama seperti yang Tezegan naiki. Kundi kemudian melihat Tezegan dan melambaikan tangan. "Kundi! Pinjare mem apane palatu baghom rakhane krpaya" teriak Tezegan dengan bahasa India. Muka Kundi malah ciut. "Woy ngomong yang benar lah! Pakai bahasa Indonesia bisa gak sih?" balas Kundi kesal. Tezegan mengulangi kata-katanya, dengan bahasa pemersatu bangsa, "Kundi! Tolong jaga harimau peliharaan mu di kandang!". Kundi kemudian mengangguk-angguk. "Maaf Tez! Harimauku lagi jenuh! Kemarin tangan sepupuku hampir ditelan sama dia!" katanya. "Lalu kamu mau aku yang ditelan sebagai gantinya?" balas Tezegan. Tiba-tiba Kundi malah ngacir pergi, sambil berteriak "Maaf Tez! Aku mau ada tanding bola lawan anak komplek sebelah! Jagain Buti ya!". Tezegan menghempaskan nafas kemudian turun dari kendaraannya. Pelan-pelan ia dekati Buti. Macan cilik itu kemudiuan menerjang Tezegan. Tezegan pasrah saja. Ternyata Buti memeluk dan menjilati Tezegan. Tezegan entah kenapa merasakan hal yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Rasa sayang kepada binatang. Tezegan balas memeluk Buti dan mengelus-elusnya dengan penuh kasih sayang. Ternyata macan ini lucu juga, pikir Tezegan. Kemudian Buti ia ajak jalan bersama. Buti sendiri dalam bahasa India berarti "belang".

Setelah setengah jam keliling komplek, tiba-tiba Tezegan dicegat oleh seorang tua berjenggot. Professor Maximilian Faretus Alfa Chevatula, atau Prof Maxfalche. Professor Maxfalche menyapanya ramah, "Pagi Tez! Apa kabar kamu?". Tezegan mengangguk sambil menggendong Buti. Basa-basi Prof Maxfalche sangat singkat. Kemudian ia langsung menggiring Tezegan dan Buti kedalam laboratoriumnya. Kemudian ia menyodorkan mereka dua kaleng cola. Colanya sangat aneh, produk yang belum pernah dilihat Tezegan sebelumnya. "Minum aja! Cola rasa tempe. Belum pernah nyobain kan kamu Tez?" kata Prof Maxfalche berpromosi. Tezegan hanya menggeleng. Ia merasa aneh. Kemudian ia minum cola tersebut. Benar, rasa tempe! Tezegan menelan sekitar 5 tegukan, kemudian sisanya ia beri ke Buti. Tetapi, Tezegan merinding melihat Prof Maxfalche menyeringai dan berkata, "Cola ini akan membuatmu...terbang!". Tezegan mengumpat sangat keras. "KAMU!" bentak Tezegan kemudian melepeh-lepeh semua yang menempel di mulutnya. "SECARA BAHASA, YA! KAMU AKAN BENAR-BENAR TERBANG!" balas Prof Maxfalche, tetap tenang. Tezegan mengurungkan niatnya untuk menerkam professor gaek itu. "Gimana caranya?" tanyanya, kini dengan rasa penasaran.

Sepuluh menit kemudian, Tezegan, Buti dan Prof Maxfalche sudah berbaris di ujung Jl. Tomodachi, jalan terpanjang di komplek mereka. Jalan itu terbentang lurus sepanjang 700 meter. "Anda yakin, Prof?" tanya Tezegan lagi. Prof Maxfalche mengangguk kuat. Tezegan menatap Buti. Buti terlihat sangat ambisius. Entah kenapa Tezegan bisa membaca ekspresi hewan itu. Prof Maxfalche menyalami Tezegan. Kemudian mengelus-elus Buti. "Oke! Dalam hitungan ke 3! 3....2.....1!" teriak Prof Maxfalche mengomandoi Tezegan dan Buti. Kini keduanya berlari kencang ke ujung jalan. Tezegan melesat dengan kencang sekali, mungkin ini top speed yang baru pertama kali ia rasakan. 376 meter menuju ujung jalan. 350....321....300...289,5....250,345....219....170.....100...47....10... Dan ajaib sekali, Tezegan melesat terbang keangkasa! Tezegan tak percaya, kakinya tidak menjejak di tanah! Ia melihat Buti juga terbang bersamanya. Mereka terbang makin tinggi. Dalam beberapa detik mereka sudah berada di ketinggian 300 meter.

Awalnya Tezegan meragukan proses take-off yang diberitahu oleh Prof Maxfalche pada saat briefing. Tetapi kemudian hal tersebut terjadi. Tezegan melihat pemandangan kompleknya dari udara. Ia dan Buti berkeling di angkasa. Pemandangannya sangat spektakuler. Tak berapa lama, mereka berdua sampai di Stadion Interkomplek. Terlihat beberapa orang sedang asyik bermain bola. Ah, ada Kundi!, pikir Tezegan setelah melihat seorang bocah berwajah India.

Kundi menggiring bola, merobek pertahanan tim komplek sebelah dan kemudian menerjang jantung pertahanan terakhir tim lawan. Hanya sekitar 20 meter dari gawang lawan, dan hanya dihalau 3 orang, termasuk kiper. Kundi memberi ancang-ancang untuk melancarkan tendangannya yang terkenal. Melihatnya, mendadak Buti menukik turun ke dekat lapangan.
Tezegan enggan mengikutinya, hanya melihat dari angkasa.

"Tendangan macaaaaaan!!!!!" raung Kundi, kemudian meledakkan tembakan keras langsung ke gawang lawan. Tiba-tiba Buti terbang mendampingi bola yang melesat kencang, sambil mengaum keras. Kiper lawan pingsan seketika. Setelahnya, bola menusuk jejaring gawang. Tapi semua orang malah pingsan. Tendangan macan menjadi nyata secara bahasa!

Buti kembali terbang bersama Tezegan yang menangis karena tertawa terbahak-bahak. Kemudian mereka melanjutkan patroli. Tiba-tiba dari kejauhan mereka melihat pesawat jet. Pesawat itu melesat sangat kencang. Dan kemudian, pesawat tersebut melepaskan tembakan roket. Ke arah... Tezegan dan Buti.

to be continued...

cya later!