10 Mar 2012

Accorded Lane?

Emosi, pikiran, konsentrasi. Semuanya campur aduk. Berlari di jalur ambigu. Berkabut. Tetapi di kabut ini tetap dipendari cahaya. Cahaya terang dan hangat.

Aku bingung. Seribu tanda tanya turun menghujan. Melesat dan mengembang di depan wajah. Terkadang dengan penekanan-penekanan yang menyindir. Terkadang terlalu membelit sehingga aku enggan menjawab.

Aku sempat tersandung. Luka. Darahku pun sempat mengalir. Merah dan mengering.

Dia. Dia itu masih misteri. Misteri karena aku tak bisa membongkar waktu untuk menjawabnya. Dia juga menjadi salah satu alasan datangnya hujan tanda tanya.

Sejauh apakah aku telah berlari didalam kabut? Beberapa bagian dari diriku mungkin sedang terbengkalai. Tenggelam di dalam kabut. Ketidakjelasan. Aku ingin berteriak. Namun perasaan itu mereda.

Dia lagi. Datang lagi. Matanya mentransimisikan jutaan kata. Mataku pun pernah berusaha membalas. Menyiarkan jutaan ungkapan yang masih belum dipancarkan.

Aku berlari kembali. Aku sadar. Aku harus keluar dari kabut ini. Tidak semua cahaya akan membawa keindahan. Aku harus mengendalikan cahaya itu. Aku harus maju.