29 Jan 2011

postingan pertama 2011!!!!

Heya readers!

Sudah berhari-hari tahun 2011 berlalu. Rasanya masih asing kalau menulis "2011" di setiap penanggalan-penanggalan yang kita tulisi.

Di tahun yang baru ini dimulai dengan murungnya cuaca Jakarta. Gue sempet merasa aneh dengan kota ini. Mendung kayaknya telah menguasai langit selama beberapa hari. Gue sendiri ngerasa kayak di eropa (waks lebay bgt) wakakakaka. Tapi sebenarnya bisa dibilang ini benar loh. Di eropa, terutama di musim dingin, matahari cerah kayak yang biasa Jakarta hadapi itu terbilang cukup jarang. Jadi mendadak langit Jakarta mengingatkan gue akan eropa hahahaha

Tetapi, akhir-akhir ini kadang-kadang juga matahari curi-curi tempat buat tersenyum di balik awan. Walaupun sesekali juga kemudiannya hujan turun, tetapi setelahnya biasanya muncul senja yang luar biasa indah. Tentu saja ini gak pernah lepas dari kontrol Sang Maha Kuasa.

Berita-berita tentang berbagai kasus bermunculan di televisi, seakan itu sebuah cerita yang gak tamat-tamat. Cerita itu muncul membawa intrik-intrik baru yang seakan menambah konflik-konflik yang terkandung di dalamnya. Orang-orang yang terjun langsung ke cerita yang tengah berjalan mungkin akan kebingungan. Cerita ini sudah berlalu sangat jauh dan makin kompleks. Yang gue harap, cerita ini berakhir happy ending. Karena kita sebenarnya juga terlibat dalam cerita panjang ini.

Jakarta bernafas seperti biasanya. Di tiap nafasnya, terdapat hal-hal khas yang mewarnai bau nafasnya, seperti kesibukan, kemacetan, dan lain-lain. Nafas yang kira-kira mirip dengan hampir semua kota di dunia.

Dari balkon lantai 3 tempat kelas gue berada, kadang kala gue menatap langit. Lebih sering mendung, karena memang musimnya. Terkadang, hujan turun. Kadang pula hujannya deras, kadang pula hujannya hanya rintik. Dan kadang, hujan itu berlalu sebentar saja. Setelah itu juga biasanya matahari menampakkan senyumnya yang hangat, walau terkadang juga cuman sebentar. Biasanya, setelah itu mendung mendominasi lagi. Seperti sebuah siklus. Dalam sehari pun bisa sampai 3 kali terulang.

Cuaca mendung juga dapat menipu waktu. Jam 7 pagi yang biasanya sudah terang, terasa seperti jam setengah 6 yang masih redup. Sepertinya kantor-kantor dan sekolah-sekolah memberi toleransi keterlambatan. Apalagi kalau hujan. Sepertinya, resepsionis instansi-instansi tersebut melempar pandangan penuh pengertian kepada barisan orang-orang yang terlambat. Tidak seperti biasanya, yang ada adalah kondisi sorotan mata tajam kepada barisan tersebut.

Tetapi cuaca ini juga menimbulkan ketenangan bagi kita. Pada suatu malam, waktu gue mau tidur, hujan turun. Rintikan air yang berpadu dengan suara menderasnya air yang menyerbu bumi itu menghasilkan suara ambience alami yang indah dan menenangkan. Kali itu, gue tidur dengan sangat nyaman. Sungguh luar bisa kendali Sang Maha Kuasa.

Setiap cuaca punya kelebihan tersendiri. Ekspresi Jakarta memang kadang sulit ditebak. Mendung yang telah bertahta lama juga terkadang ternyata tidak menangis. Bahkan, mungkin pernah juga berganti dengan senyuman hangat sang surya. Tetapi, kadang juga senyuman hangat itu terjungkir dan diganti oleh mendung dan kemudian sejuknya hujan yang turun.

Kalau sudah begini, tentu saja saatnya bagi kita untuk menerapkan pepatah klasik Bahasa Indonesia. Yaitu, "Sedia payung sebelum hujan"! Yep, sediakan selalu payung kecil di tas, agar kelak hujan tidak menjadi musuh kita!

Oke, segitu aja post gue kali ini. Nanti mungkin bakalan terus gue update.

Cya later!

Tidak ada komentar: