26 Feb 2011

Adventure in Concrete Forest of Jakarta!


heya readers!

setelah sekian waktu gue gak nge-update blog ini, akhirnya gue bakalan mengupdate posting berupa suatu cerita! horeeeeeeeee!!!!!! wakakakakaks.

judulnya adalah:
Adventure in Concrete Forest of Jakarta!

artinya adalah: Petualang di Hutan Beton Jakarta! begitulah menurut mr. google T. Ranslate wakakakaks.

baiklah kalogitu kita mulai saja ceritanya...

Jadi, beberpa minggu yang lalu, gue mendapatkan kabar kalo kamis depan itu libur karena kelas 3 ada Try-Out Ujian Nasional. Maka darisitulah mulai muncul rencana "petualangan" gue pada hari-hari berikutnya.

Awalnya gue juga udah ngerencanain mau pergi nonton naek angkutan umum. Karena naek angkutan umum itu lebih butuh perjuangan daripada naik mobil pribadi, maka pantaslah kalo gue sebut ini petualangan. Dan tujuan gue gak mau yang deket-deket karena tanggung. Mending sekalian aja ke tempat yg lebih jauh biar tambah seru wakakakaks.

H-1. Besok adalah hari pelaksanaannya. Tapi gue udah mulai kepikiran buat ngajakin teman-teman yang lain. Jadinya, malem menjelang hari H itu gue pake buat ngajakin temen-temen. Tetapi gak semua temen-temen sekelas gue ajak. Gak semua nomer teman-teman gue udah ke-save di hape gue. Gue juga udah bikin iklan mengenai event ini di twitter. Malem itu, satu persatu temen gue mulai gugur, mereka ternyata tidak ikut dikarenakan berbagai alasan. Hingga tengah malam, sisa kira-kira 4 orang. Pada akhirnya, gue mengiklankan lagi, buat yang masih mau ikut, gue tunggu di sekolah jam 10:30an.

Keesokan harinya, salah satu temen gue yang tadinya mungkin bisa ikut membatalkan. Sisa 3. Sebelumnya, gue juga udah molor, jadinya gue nanti gak ngantuk pas di perjalanan. Setelah bersiap, gue berangkat ke sekolah.

Waktu gue hampir nyampe gerbang sekolah, salah satu temen gue diantara 3 orang yang mau ikut itu menyatakan ketidakbisaannya untuk berpartisipasi. Sisa 2. Dan yang dua terakhir ini juga belum memberi keterangan jelas. Setelah gue tunggu beberapa saat di sekolah, akhirnya gue memutuskan untuk pergi. Di sekolah, gue sempetin bentar buat memilih tujuan. Film The King's Speech yang jadi incaran gue ternyata juga tayang di Pondok Indah Mall (PIM). Jadilah target gue buat pergi kesana. Yang membuat gue tertarik dengan film tersebut adalah, film tersebut telah dinominasiin 12 kategori piala oscar. Jelas, sepertinya sayang banget kalo kita ngelewatin film bagus kayak gini.

Setelah jalan sedikit ke pertigaan jalan raya dekat sekolah, gue berhenti bentar buat mengecek rute. Sebelum salah naik angkot, gue cek peta jalur TransJakarta lewat hape. Dari Kalimalang ke Pondok Indah. Ternyata rute itu bakalan membentuk huruf U kebalik di peta Jakarta. Terminal pertama yang harus gue ambil adalah Terminal Kampung Melayu. Karena itu, gue bakalan naik angkot nomer 26 yang tujuan akhirnya itu daerah sekitar halte tersebut. Sebelum naik angkot, gue sempetin dulu buat beli bekal minuman di toko semacam warung dekat pertigaan. Minuman ini bakalan berharga, karena akan menambah praktis kalau kita kehausan ditengah perjalanan. Setelah membeli minuman, gue mulai menyetop angkot bernomor 26 dan kemudian melaju meninggalkan pertigaan dengan cepat.

Rupanya angkot tersebut memiliki sistem audio yang lumayan. Pertama kali masuk, seinget gue, angkot itu lagi muterin lagunya ungu. Kemudian, sempet juga muterin lagunya d'bagindas. Tapi sepertinya gue gak begitu meduliin lagu-lagunya. Angkot itu melaju lancar, jalanan tidak begitu macet. Sesekali berhenti buat ngetem, menunggu calon-calon penumpang. Kadang berhasil, kadang pula calon-calon yang diharapkan itu pergi berlalu. Sementara itu kota diselubungi oleh mendung tipis, tidak terlalu gelap. Tetapi juga sesekali mendadak cahaya matahari berlari bebas, menghangatkan hari. Cuacanya bagus, tidak buruk.

Jalan semakin lancar setelah melewati daerah Otista. Kemudian angkot melaju dengan kecepatan tinggi pada Jalan Raya Otto Iskandar Dinata. Sesekali perhatian mata gue dicuri oleh gedung-gedung besar yang agak tidak terurus. Tapi angkot cepat berlalu, walaupun pula sesekali dihentikan lampu merah. Akhirnya, pada jam 12 kurang 10 menitan, gue sampe di Pangkalan Kampung Melayu. Angkot yang gue tumpangi berhenti dan bergabung dengan puluhan angkot-angkot lainnya yang mangkal di pangkalan itu, membirukan panorama. Setelah itu, dengan cepat orang-orang keluar dari angkot. Angkot itupun kini kosong kembali. Orang-orang yang sudah turun langsung mengerumuni jendela bagian depan angkot untuk membayar. Kemudian pergi berpencar, menyebar begitu saja. Gue segera berlalu ke terminal busway yang terletak dibawah naungan jalan raya fly-over. Sayang sekali, rupanya daerah Pangkalan Kampung Melayu ini masih sangat kotor. Genangan air bertebaran di sekitar jalanan. Orang-orang lalu lalang tak karuan banyaknya. Puluhan kendaraan angkutan umum berjubel, sesekali mobil TransJakarta berlalu dengan elegan, sangat kontras dengan tipe kendaraan umum disekitarnya. Pedagang asongan bertebaran di bawah jembatan. Gue segera berlalu memasuki halte yang cukup megah itu.

Diluar loket pembayaran karcis, terdapat peta rute
TransJakarta. Gue coba buat melihat. Sayangnya peta rute tesebut belum di-update. Jalur-jalur koridornya masih belum lengkap. Bahkan peta yang gue lihat di internet sebelumnya lebih ter-update.

Kemudian barulah gue membeli karcis. Harganya Rp. 3.500. Lumayan murah. Apalagi tiket ini bisa dipake terus-terusan selama kita belum keluar dari terminal.

Terminal hari itu cukup sepi. Ada beberapa peningkatan fasilitas. Plat-plat penunjuk rutenya sudah diperbaharui menjadi lebih bagus dengan desain minimalis. Terminal ini kelihatan lebih modern dan elegan. Dari terminal ini, gue bakalan naik terus sampai terminal Senen Central. Jadi gue segera mengambil antrian di pintu rute yang mengarah ke Senen Central.

Rupanya hari itu sepi juga. Di depan antrian, terlihatlah puluhan kendaraan angkutan umum berjubel. Di ujung jalanan, berderetan toko-toko dengan bagunan model ruko. Kelihatan tidak terurus. Samar-samar, dibalik deretan ruko itu ada sebuah gedung yang menjulang, mungkin dari daerah Jakarta Pusat. Klakson berbunyi beriringan, bercampur baur dengan geraman mesin-mesin kendaraan dan bergabung dengan suara kesibukan kota. Terlihatlah sudah kalau daerah sekitar Kampung Melayu ini kurang terurus. Belum rapi. Seandainya dirapihkan, maka daerah ini akan lebih nyaman untuk ditempati.

Tapi, gue tunggu beberapa lama, bus berikutnya belum datang-datang juga! Ada apa sebenarnya?

to be continued.....


hahaha! cya in the next chapter!

1 komentar:

Muqauqis mengatakan...

Gua pinjem yak cerita nya bakal film pendek gua selanjutnya wakakaka