25 Jun 2009

Bore-Doomed!

Hi Guys! Hari ini gw merasa bosen total!!! Abis remed tadi pagi, gw kerumah dulu. Dirumah gw sendirian aja, mana mati listrik lage! Aduuh super bored deh gw! Tapi akhirnya gw ke ratu plaza, betulin wii gw. Sayangnya wii gw baru bisa diambil sabtu, jdi besok bakalan jadi hari Bore-Doomed. Uakh! Yawdah, gw lg ada inspirasi jadi hari ini gw buat cerita deh (yaaaaay!!!!) nyahahahah. Before it, mari kita do'akan saudara Iqbal Lail Mukarrom yang sedang sakit demam berdarah agar cepat sembuh. Okay, here goes...

Fakta VS Fiksi

Sore itu di sebuah kantor penerbitan koran, para jurnalis sedang berbicara satu sama lain. "Bung Hatta, menurut anda, bagusan mana, berita Fakta atau Fiksi?" ujar Dono, freelance journalist muda ke senior "sepuh" Hatta. Tapi, tanpa sadar, perkataan ringan Dono ini bakalan menjadi argumentasi terhebat sepanjang sejarah jurnalistik. "Fiksi. Berita fiksi biasanya jauh lebih menarik, walau kita harus membayar beberapa orang agar mengaku menjadi 'saksi'" ujar senior Hatta dengan penuh keyakinan. Mendengar perkataan senior Hatta, Pak Chora sang fotografer ultra-perfeksionis marah besar! "Bagaimana ko ini, heh? Ngakunya senior tapi kok bilangnya fiksi? Memang ini biro gosip? BERITA HARUS FAKTA!" ujarnya nafsu, sampe muncrat-muncrat. "Heh. Jangan lupa ya, Pak Chora dulu pernah motret artis yang sedang membawa anak kecil yang pak Chora tuduh itu suami mudanya!" balas Bung Hatta. Meledaklah tawa para jurnalis. Pak Chora langsung melas abis. "Tetapi kata Pak Chora itu ada benarnya lho, Bung Hatta!" ujar Bu Susi Lo B. Ambang Yudhiyon O, atau Bu Susi. Bu susi adalah penulis yang sering dapat Kulitzer Prize versi Jakarta.
"Ooh, bu Susi rupanya ndak suka sama pendapat Bung Hatta? Tapi saya setuju lho sama Bung Hatta!" ujar Bu Yus Ufk-Al-Alla sinis, saingan berat Bu Susi. Bu Susi langsung kesel. "Saya mau kita lanjutkan pembicaraan ini!" ujar Bu Susi tegas. "Oiya, lebih cepat lebih baik!" balas Bu Yus. "Hey, ada apa ini?" ujar Pak Meg A. Watt Isukarnoput R. I. "Kapan bisa merdeka kalo berantem terus?", katanya lagi sambil menggaruk-garuk tompel. Bung Hatta menepuk tangannya lagi. "Oke kembali ke pembicaraan! Berita fiksi selalu menarik hati para pembaca! Misalnya, "Artis A hilang sejak berkunjung ke Hotel" padahal Artis A itu cuman nginep dirumah temennya. Tapi saya yakin, pasti laku lah!". Bu Susi kesal setengah mati. "Bagaimana jika ketahuan bohong? Mau di:LANJUTKAN itu berita?". "Kenapa tidak? Kalau kita berlama-lama pasti malah cepat ketahuan! LEBIH CEPAT LEBIH BAIK!" balas Bu Yus. Argumentasi semakin panas dan seru.
"Saya kecewa karena Bung Hatta ternyata penulis fiktif. Jadi Anda lebih mementingkan uang daripada kebenaran?" balas Pak Chora cukup pedas. Tetapi mendadak Pak Meg tertawa keras. "Terkadang kalian jadi bingung sendiri ya? Memang kadang-kadang ada berita fakta yang dianggap fikrif karena tidak masuk akal, atau berita fiktif yang dianggap fakta karena sangat masuk akal. Fakta berarti: dilihat dan dirasakan oleh pengalaman langsung, sedangkan fiktif itu tidak dirasakan pengalaman langsung dan 100% bohong kan? Tapi bagaimana dengan ini?". Mendadak Pak Meg membuka jendela, lalu melompat. Semua menjerit tetapi yang dilihat mereka adalah, Pak Meg terbang! "Jadi menurut kalian ini fakta atau fiktif?" ujar Pak Meg sambil cengengesan. Hum bagaimana yaah????






















NGEPAIN DIPIKIRIN INIKAN CERITA FIKSI!!! HUAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAH!!!!!


Original Story 100% by permenpahit!

Tidak ada komentar: